Jumat, 21 Maret 2014


Ada 2 fakta tentang saya dalam menerima beasiswa ini: 
Saya adalah satu satunya penerima beasiswa TEACHING CLINIC yang sebelumnya belum pernah mengambil kursus di Kampung Inggris Pare.

Saya adalah satu satunya penerima beasiswa TEACHING CLINIC yang mengetahui informasi beasiwa melalui website dan beawal dari keisengan.

Berikut adalah data dari member TEACHING CLINIC GLOBAL ENGLISH :

No
Name
Address
Phone Number
1
Muhammad Izzuddin Kurnia Adi
Magelang
0899 455 3559
2
Azzuhfi Ilan Tinasar
Riau
0852 6368 1696
3
Mokhammad Khadid Syaifullah
Pemalang
0823 5443 0108
4
Iman Asruly
Makasar
085 242 560 454
5
Sudirman T.
Samarinda
0857 53744 722
6
Sulastri
Jambi
0819 1873 5210
7
Restu Fauziah Wijaya
Kuningan
0857 970 88737
8
Vinna Inka Mellina
Palembang
0821 406 85317
9
Vinny Dwi Melliny
Palembang
0897 3052 071
10
Ahmad Siswaji
Pare
0856 4314 6864
11
Alex Candra
Pajang
0813 2533 0169
12
Opan Sopandi
Tasikmalaya
0857 9502 6242
13
Hardyson
Makasar
0852 234 397367
14
Bella Setiawati
Lampung
0832 793 66087
15
Affan Heriandri
Jakarta
0857 1020 3160
16
Muh
Brebes
0878 3049 3650
17
Chandra
Jambi
0823 7484 5734
18
Siti Kusnul Kotimah
Ponorogo
081938711 393
19
Rahma Apriliana
Magelang
081931 794588
20
Alvin Ferdi
Jakarta
0812 9179  6694
21
Dimas Agung Pribadi
Jambi
0877 1320 7745
22
Ardi
Makasar
085 287 825 818
23
Dede
Makasar
0896 9505 6752
24
Andre Pradana
Makasar
0857 5521 291



Berawal dari niat untuk belajar bahasa inggris di pare dengan iseng-iseng searching informasi di Internet. Saya mulai membuka satu persatu website dari lembaga-lembaga kursus bahasa inggris di pare. Ternyata saya temukan beasiswa kursus selama 5 bulan yang bernama TEACHING CLINIC yang diadakan GLOBAL ENGLISH.

Saya mulai membaca dengan detail setiap informasinya, dan syaratnya sangatlah mudah hanya mengirim cv via email. Tanpa pikir panjang saya pun meng-aplly beasiswa tersebut dengan harapan saya bisa belajar bahasa inggris dengan gratis di pare.

Singkat cerita, akhirnya saya mendapatkan panggilan untuk mengikuti tes psikotes dan tes interview. Tes tersebut diikuti oleh kurang lebih 100 orang yang semuanya ternyata sudah pernah mengikuti kursus bahasa inggris di pare sebelumnya dengan durasi kursus 2 minggu sampai 2 tahun.

Rasa minder pun mulai terasa ketika saya mengetahui bahwa kandidat kandidat penerima teaching clinic mayoritas orang orang yang sudah mempunyai kemampuan bahasa inggris. Setelah selesai seleksi saya kembali ke jogja dan menunggu dengan harap-harap cemas, namun saya tetap optimis saya akan mendapatkannya.

Jumat, 7 Maret 2013 saya mendapat telp dari MR. AGUS , manajer Global English. Dalam telpnya, beliau berkata kalau saya diterima di TEACHING CLINIC angkatan 5 dan saya diharuskan segera menadatangi kontrak belajar dan saya diharuskan tiba sebelum di PARE sebelum tanggal 10 Maret.

Saya mulai membaca detail dari kontrak belajar TC#5 dan mulai mempertimbangkannya. Karena kontrak belajarnya bagi saya cukup berat dan banyak yang diwajibkan bagi member TC#5.

Bimbang…..  bingung…..psimis… itulah yang saya rasakan setelah membaca kontrak belajar TC#5. Sebenarnya pada saat itu saya juga mendapatkan beasiswa parsial Magister Manajemen dari PPM Manajemen Jakarta, sebuah beasiswa s2 yang beasiswa  karena kamu harus mengahkan lebih dari 300 mahasiswa yang berasal dari universitas ternama di seluruh Indonesia seperti UI, UGM, ITB, IPB, Universitas Diponegoro, Universitas Bakrie, Universitas Paramadina dan masih banyak lagi.

Dan pada waktu itu saya berhasil mendapatkan beasiswa walaupun tidak beasiswa full. Namun kebanggaan tersendiri bagi saya bisa melalui 7 tahapan seleksi dan lolos sampai grand final dengan menyisihkan puluhan kandidat berkualitas.

Pada saat itu juga saya sedang meng-apply beasiswa full Maagister Manajemenl dari Prasetya Mulya, sebuah beasiswa yang bergengsi pertama se Indonesia (menurut saya) yang akan diambil 3 finalis dari ratusan mahasiswa di seluruh Indonesia.

Antara 3 pilihan, mengambil beasiswa PPM Manajemen, melanjutkan aplikasi beasiswa Prasetya Mulya atau mengambil beasiswa TEACHING CLINIC. Kegalauan pun tak bisa terhindarkan, saya harus mengambil keputusan dengan tepat. Ini bukan masalah beasiswa namun masalah MASA DEPAN. Akhirnya setelah shalat istikharah saya memastikan untuk memilih beasiswa TEACHING CLINIC sebagi pilihan saya.

Kalau dipikir memang tidak masuk akal, saya memilih beasiswa yang paling singkat waktunya dan yang paling rendah nilainya jika dirupiahkan. Namun ini bukan soal nilai atau bergengsinya beasiswa itu, ini masalah masa depan. Karena bagi saya, BETTER ENGLISH FOR BETTER FUTURE.

Dan keputusan saya pada waktu itu menjadi awal dari sebuah perjalan panjang saya, perjalanan untuk mencapai impian, perjalanan untuk menjadi seseorang yang berkualitas, perjalanan untuk meraih kesuksesan yang sebenarnya.